Pak Mun hanya menganga lebar ketika mendengar penjelasan dari salah
seorang staff-nya. Staff tersebut terlihat pucat pasi sewaktu
menjelaskan. Ia menceritakan bahwa pagi ini kantor Lurah mereka
kedatangan “tamu istimewa.”
“Iya Pak Lurah betul…tadi pagi pak Gubernur datang. Katanya sidak rutin,” ujar Faisal.
Pak
Mun angkat bicara. “Lho…yang bener, kok enggak ngomong-ngomong. Mosok
seenaknya aja ga bikin appointment? Terus tadi gimana?”
“Tadi
beliau mesem banget…dia marah katanya ini loket tulisan buka kok gak ada
yang jaga…terus…terus…dia nanya-nanya berkas IMB…lah saya bingung
jawabnya gimana,” tutur Faisal.
Pak Mun lalu nyelongsor lemas ke
kursi kerjanya. Ini sama sekali diluar perkiraannya. “Kenapa sih
Gubernur baru itu kepo main dateng sembarangan ke kantornya. Kan gw udah
ada appointmen ke acara PKK. Ehm…istri ane sih maksudnya…yah tapi yang
penting gue uda cap jari dulu…yang penting ada bukti absen donk.”
Pak
Mun tidak sendirian. Sudah ada beberapa kantor camat dan lurah yang
disidak mendadak. Kebanyakan bernasib sama ketika didatangi kantornya.
Ada yang bahkan pintu-pintunya masih terkunci sama sekali. Ada yang
pegawainya hilang entah kemana. Ya…ini suatu rutinitas normal sebenarnya
ketika Gubernur sebelumnya berkuasa.
Di masa lalu,hidup sebagai
Camat dan Lurah aman sentosa. Mencari obyekan diluar dan bolos kantor
itu hal yang biasa. Kalau cuma dengan gaji sekian…mana bisa kaya?
Gubernur saat itu aja pengertian kok. Kira-kira itu yang ada di pikiran
Pak Mun.
Enaknya kepemimpinan birokrat masa lalu adalah sistem
autopilotnya. Urusan Gubernur yah Gubernur. Urusan Walikota yah
Walikota. Urusan Lurah yah Lurah. Masing masing saling memahami dan
saling mengerti dengan tidak lebay menyebrangi wewenang masing-masing
dan mencari kesalahan orang lain. Kesalahan bukanlah kesalahan bila
tidak disebut salah bukan?
MEMANG KENAPA KALO LOKET BELOM ADA ORANG!!!?
Toh
Masyarakat sudah biasa dengan pelayanan yang ada selama ini. Rakyat
sudah pasrah dan tidak bisa ngapa-ngapain juga kok kalau kita persulit.
Dengan lamanya proses pembuatan KTP, masyarakat dapat berkesempatan
meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri dengan cara memberi ekstra.
Ini bukan korupsi loh. Ini Cuma masalah supply demand. Masyarakat ingin
instan dan kami sebagai pelayan masyarakat memberi kesempatan. Duh…Pak
Mun pun tenggelam dalam rindu membayangkan sistem birokrasi Gubernur
masa lalu.
Sosok Pemimpin ideal di mata lurah "Pak
Mun"
(Courtesy to The Legend of
Koizumi,http://onewdesign.files.wordpress.com/2011/01/the-legend-of-koizumi-23-adolf-hitler.png?w=768)
Namun
semenjak Gubernur baru ini berkuasa. Kinerja birokrasi Pemda DKI
dipenuhi dengan terror. Yang biasanya nakal sekarang bingung karena
pemimpinnya bersih tidak bisa diajak kompromi. Tidak ada lagi comfort
zone untuk para birokrat. Apalagi sekarang dengan adanya Wagub baru yang
selalu jaga kandang di Balaikota. Dari intel yang ia dapat dari
koleganya di Balaikota, Pak Mun mendengar bahwa sudah ada beberapa
rekannya yang nakal di Balaikota sedang dipantau berat dan terancam
dipecat.
Pak Mun masih bingung mendalami pola pikir DKI 1 dan DKI
2 yang baru ini. Apa untungnya sih jadi orang lurus? Yang ada malah
bikin banyak musuh. Sudahlah yang penting ibadah dan mengenyam
pendidikan agama itu lebih dari cukup. Beberapa tahun lalu ketika Pak
Mun masih jadi wakil camat, Seniornya yang merupakan camat pernah
memberi wejangan berupa quote Inggris: You can’t survive in politic by
being both religious and incorruptible. If you need to choose…better
choose being religious. Hingga hari ini Pak Mun masih tidak habis pikir
bagaimana Gubernur dan Wagub yang baru ini menang tanpa menggunakan
filosofi diatas.
Teringat pula akan ceramah mubaligh yang
beberapa bulan lalu sempat dicekal isu SARA saat Pilkada berlangsung.
Pak Mun ada disana ketika ceramah itu disampaikan. “Ingat…bila Jakarta
dipimpin orang kafir maka azab akan menimpa kota ini,” tutur Mubaligh
tersebut.
Sekarang Pak Mun mengerti. Azab itu kini telah nyata.
Inilah akibat kemenangan Gubernur pecinta musik setan metal dan Wakilnya
yang Cina Kafir. Siapapun yang tidak mampu mengikuti pola kerja
Gubernur yang lurus jalannya ini akan diazab posisinya. Semua birokrat
korup dan malas akan hidup dalam teror bahwa pria ceking ndeso tersebut
dapat sewaktu-waktu muncul di depan pintu kantornya seperti hantu. Dan
terror itu bernama Joko Widodo.
sumber : http://www.kaskus.co.id/post/50881252e874b4990c00000f#post50881252e874b4990c00000f
Oct 24, 2012
Serba-Serbi
0 Response to "Teror baru kota Jakarta"
Post a Comment